Friday 11 July 2008

Tangkarkan, Biar Hobi Burung Tahan Lama

Oleh: William Marthy

Penangkaran sudah tentu bukan barang baru buat penyayang burung di Indonesia. Tapi, buat yang masih penasaran dan ingin tahu lebih banyak apa itu penangkaran, bisa bergabung pada pelatihan penangkaran yang diadakan PBI pada 22-23 Februari 2008 di Jakarta. Pelatihan ini isinya berbagi pengetahuan dari para penangkar yang sudah sukses kepada para penangkar pemula.


Karena Indonesia rajanya pemeliharaan burung, maka penangkaran wajib juga diperhatikan. Belakangan ini mulai muncul kesadaran di kalangan yang hobi memelihara burung, penangkaran adalah hal penting untuk bikin hobi pemeliharaan burung awet. Sebab, kalau terus-terusan mengandalkan pasokan burung alam hasil tangkapan di hutan, lama-lama burung di alam bakal habis dan akhirnya hobi pemeliharaan burung habis cerita.


Perlu diketahui, survei rumah tangga melalui kuesioner yang dilakukan oleh Burung Indonesia didukung Oxford University, PBI, dan AC Nielsen di enam kota besar di Jawa-Bali menunjukkan, pemelihara burung menempati urutan tertinggi, yakni 35,7 persen (termasuk ayam). Coba bandingkan dengan rumah tangga yang memelihara ikan yang hanya 24,4 persen, kucing yang hanya 12,8 persen, dan anjing yang 10,1 persen saja.

Survei Burung Indonesia dan The Nielsen juga menunjukkan, lebih dari setengah burung kicauan yang dipelihara (58,5 persen), ditangkap di alam. Dari tahun ke tahun jumlahnya juga terus bertambah. Kalau tahun 1999 masih 738.518 ekor, tahun 2006 jadi 878.077 ekor.

Artinya, ada ancaman buat pemelihara burung, yakni lama-lama burung di hutan akan habis sehingga hobi ini bisa tamat riwayatnya. Apalagi hutan-hutan juga sudah banyak yang rusak sehingga burung makin susah bertahan hidup. Sudah hutan rusak, banyak ditangkapi pula! Menurut para penghobi burung, dari waktu ke waktu berbagai jenis burung di alam, termasuk burung kicauan, semakin langka. Beberapa jenis burung kicauan seperti cucak hijau jambul kuning (kasus di Sumatra), cucakrawa (kasus di Riau), jalak uren, kacer hitam, dan murai batu jawa, telah langka di alam.

Indukan Anis kembang Zoothera interpres sedang mengerami telurnya di penangkaran Pak Gimin, Salatiga (Foto: BI/Fahrul P. Amama)

Untuk bikin hobi memelihara burung tetap awet, salah satu solusinya, ya, penangkaran. Dengan penangkaran, berarti burung di alam tidak perlu dipaksa datang ke kota dengan

ditangkapi, tapi dikembangbiakkan di tempat tertentu. Upaya untuk menangkarkan jenis-jenis burung kicauan seperti jalak suren, murai batu, dan anis kembang telah banyak dilakukan oleh kalangan penangkar dan penghobi burung kicauan. Cucak hijau dan anis merah yang sebelumnya sangat sulit ditangkarkan pun telah mulai berhasil ditangkarkan. Dengan demikian, pasokan burung kicauan untuk peliharaan lebih terjamin dan stok burung di alam juga lumayan aman.

Selain itu, salah satu keuntungan dari penangkaran adalah jenis burung yang berasal dari penangkaran sudah lebih akrab dengan manusia. Jadi, burung lebih mudah dilatih dan lengket dengan pemiliknya. Kalau diikutkan lomba, burung hasil penangkaran juga tidak gampang stress menghadapi lingkungan yang baru. Akhirnya, penangkaran dapat menjadi salah satu solusi penting dalam konservasi burung-burung liar di alam sekaligus bikin hobi memelihara burung tahan lama. Siap menangkar?

Penulis adalah pemerhati burung kicauan, bekerja di lembaga ”Burung Indonesia”.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai kegiatan pelatihan penangkaran dapat menghubungi Emy (PBI Pusat) nomor HP: 08128103961.

5 comments:

Adri Faisal said...

Saya tertarik dengan kegiatan penangkaran. Saat ini saya memelihara sepasang kacer hitam dan telah beranak, yang menjadi masalah adalah ketika akan menangkar burung jenis lain(saya tertarik murai batu dan anis kembang) ternyata butuh biaya yang cukup besar, untuk mencari indukan yang bagus saja biaya sudah cukup mahal, apakah PBI bisa membantu dalam pengadaaan indukan? atau PBI menyediakan semacam kredit untuk penangkaran?
Kalau hanya koar2 pelestarian burung itu mudah, uang kita perlukan adalah tindakan nyata untuk penangkaran, misalnya pelatihan dan penyediaan modal.

adrifaisal@yahoo.com

Anonymous said...

Salam kenal Bro. Bagus neh isi blognya... sejalan dengan imbauan yang selalu saya sampaikan kepada para pengunjung blog saya dan juga ke komunitas kicaumania.org sebagai website para penghobi burung Indonesia.
Dalam pelantikan pengurus KM Jogja akhir tahun lalu, pengurus KM juga mengundang kawan dari Yayasan Kutilang untuk menyampaikan pandangan memghenai konservasi burung Indonesia.
Salam..

Anonymous said...

singgah sekilas...
Blog yang bagus neh...
singgah juga ke
http://pasarpeksi.blogspot.com/

Trend Setter Suara Burung Master di Indonesia said...

Mari lestarikankan dan majukan dunia burung berkicau di Tanah Air.

Download suara-suar burung hanya di www.smartmastering.com


Salam Kicaumania....

Mas Yudhi said...

ayo kita mulai dari semampu kita dulu. mungkin saya beri gambaran, pertama saya menangkarkan kenari, kemudian memang sengaja anakan2 saya jual untuk beli kacer, kemudian saya tangkarkan. lumayan sukses akhirnya hanya dengan modal sepasang kenari dan sepasang kacer, sekarang saya sudah bisa nangkarkan murai batu dan kacer. jadi modal tidak mesti harus langsung gedhe. tapi berproses sembari kita belajar mengenal karakter burung kicauan. sukses selalu.