Kompas.com, Rabu, 24 Desember 2008 | 22:09 WIB
JAMBI, RABU - Penangkaran species burung murai batu yang sempat dikembangkan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Jambi beberapa tahun tahun lalu akhirnya gagal, karena kurang mendapat dukungan dana dari pemerintah pusat dan daerah.
"Semula penangkaran burung murai batu yang mulai langka di Jambi itu sempat berhasil, namun akhirnya gagal karena terbentur dana," kata Kepala BKSDA Provinsi Jambi, DR. Ir. Didy Wurjanto, M.Sc di Jambi, Rabu (24/12).
Species tersebut mulai langka atau terjadi penurunan populasi yang cukup tajam selain kerusakan hutan juga tingginya penangkapan dan minat masyarakat penggemar burung berkicau di Jambi untuk memeliharanya.
Populasi murai batu kini hanya ditemukan di kawasan pedalaman hutan konservasi seperti Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), Taman Nasional Bukit Dua Belas (TNB) dan Taman Nasional Berbak (TNB). Itupun jumlahnya tidak seberapa.
BKSDA Jambi hingga kini belum memiliki data yang pasti jumlah populasi species murai batu, sehingga perlu dilakukan penelitian. Para penggemar burung berkicau di Jambi sampai kini juga belum ada yang berhasil menangkarkan murai batu berwarna kuning dan hitam, karena untuk memeliharanya saja juga amat susah atau perlu ketelatenan agar bisa bertahan hidup lama.
"Kami berharap ada masyarakat penggemar burung berkicau mengembangbiakan murai batu, seperti Jalak Bali kini telah berhasil dikembangbiakan masyarakat di Bali dan Jawa. BKSDA Jambi akan membantu dari segi teknis pengembangbiakannya," tambahnya.
Species burung murai batu itu memungkinkan bisa dikembangbiakkan masyarakat, terutama para penggemar burung berkicau, lain dengan satwa langka lain seperti harimau Sumatera (Phantera tigris sumaterae) diburu dengan membunuh karena beberapa bagian tubuh akan dijual dengan harga mahal ke luar negeri.
Harga burung murai batu yang diperjualbelikan di pasar lokal Jambi rata-rata Rp300.000-Rp500.000 per ekor. Jika kicauannya sudah jadi harganya bisa mencapai Rp1,5 juta hingga Rp2 juta per ekor. Udin, salah seorang penjual burung murai batu di Jambi mengatakan, untuk mendapatkan burung tersebut di hutan Jambi kini semakin sulit.
"Anak buah saya terkadang bisa seminggu sampai dua minggu berada di hutan mencari murai batu, itupun hasilnya tidak memuaskan terkadang sama sekali tidak dapat," katanya.
No comments:
Post a Comment